Menteri BUMN Erick Thohir baru baru ini menunjuk Maya Watono sebagai Direktur Marketing salah satu perusahaan negara yaitu, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. InJourney atau Indonesia Journeymerupakan salah satu BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, dan PT Sarinah. Sebelum ditunjuk sebagai menempati posisi saat ini, Maya Watonoadalah seorang CEO salah satu agensi periklanan terbesar di Indonesia PT Dentsu Aegis Network (DAN) pada tahun 2019.
Berikut sosok Maya Watono yang saat ini menjadi sorotan! Nama Maya Watono sebenarnya sudah tidak asing di kalangan para pengusaha. Melansir dari , Maya Watono adalah Country CEO perempuan pertama di dunia periklanan Indonesia.
Selain itu, perempuan yang kini berusia 38 tahun itu juga merupakanperempuan pertama dan termuda yang berhasil menempati posisi puncak kepemimpinan DAN Indonesia. Ibu tiga anak ini ditunjuk sebagai salah satu direktur BUMN oleh Erick Thohir bukan tanpa alasan. Hal itu disampaikanWakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjodalam rilis persacara pelantikan online Maya Watono pada Jumat (14/1/2022).
"Diharapkan, bergabungnya Ibu Maya sebagai Direktur Marketing InJourney akan dapat memberikan nilai tambah untuk bisa meningkatkan kinerja korporasi semakin baik lagi," ujar Kartika mengutip dari Kontan.co.id. Mengingat sektor pariwisata sangat terdampak akibat COVID 19, pihak BUMN membutuhkan peran Maya Watono. Sebagai bentuk pengabdiannya terhadap negara, Maya Watono menerima tawaran menjadi Direktur Marketing InJourney.
Sebelummemutuskan menerima tawaran ini, ia sudah mempertimbangkan keputusannya. "Kesempatan ini merupakan sebuah tantangan besar karena saya harus keluar dari industri periklanan di Indonesia yang telah saya jalankan selama lebih dari 15 tahun. Bagi saya, ini adalah suatu kehormatan yang sangat besar, diminta pak Erick Thohir untuk membantu beliau dan juga mengabdi kepada negara. Semoga kehadiran saya menjadi manfaat serta dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik baiknya," jelas Maya. Karier Maya di dunia agensi periklanan berawal sejak 12 tahun lalu usai menyelesaikan studinya di University of Western Australia pada tahun 2006.
Usaipulang ke Indonesia, Mayaditawari ayahnya untuk memimpin salah satu perusahaan baru di bawah Dwi Sapta Group, sebuah perusahaan periklanan di Indonesia yang dirintis oleh ayah Maya. “Waktu itu Pak Adji, ayah saya buka MainAd, kantor agensi iklan baru di daerah Cipete Jakarta Selatan. Klien baru satu orang, staf baru sepuluh,” cerita Maya saat menghadiri Media Gathering, Reshaping Indonesian Media and Advertising Landscape in 2019 di Jakarta, Kamis (13/12/2019). “Saya tanya ke ayah saya waktu itu, role nya harus ngapain? Dijawablah, jaga gedung aja di Cipete, tiga lantai. Ha ha ha,” kisahnya mengutip dari Nova.grid.id .
Kemudian Maya menerima tawaran ayahnya. “Waktu itu saya bilang, okay, saya akan coba 3 bulan, 6 bulan. Kalau saya suka, saya stay. Kalau enggak, aku akan balik ke Australia. Sampai 12 tahun kemudian, rupanya saya masih di sini, karena I love what I do. Dulu di Dwi Sapta, saya punya karyawan 500 orang, efektif Januari 2019, saya akan punya 900 plus orang!,” ujar Maya. Keberhasilan Maya menduduki jabatan tertinggi saat ini tidak hanya karena sang ayah tapi jugabuah manis dari kerja keras dan ketekunannya untuk selalu berinovasi dan berkreasi.
Kala itu, Maya berhasil mengembangkan bisnis baru ayahnya dengan sangat pesat. Setelah berhasil, Maya lansung mendapat tanggung jawab baru untuk memegang DSP Media, sebuah media house agency. Dibawah kepemimpinannya, DSP Media mampu berkembang lima kali lipat karena perubahan struktur, sistem, dan job flow yang dilakukan Maya.
Kesuksesan Maya membuat dirinya diangkat menjadi Managing Director Dwi Sapta Group pada 2012. Ia menangani enam perusahaan dan menelurkan dua perusahaan baru, yaitu Main Media dan iNexus. Kariernyadi industri periklanan Indonesia terus berprogesbahkan ia menjadi Ketua International Affairs Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) sampai dipercaya menggantikan ayahnya sebagai CEO Dwi Sapta Group pada 2017.
Hal itu berbarengan saat ia dipilih menjadi CEO di Dentsu Aegis Network.(*) Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.